Rabu, 27 Januari 2010

Gara-Gara Facebook (GGF)

Rekan Blogger. Ini adalah sekelumit cerita Gara-Gara Facebook. Diolah dari berbagai sumber.

Gara-gara fitur otomatis dalam situs jejaring sosial Facebook, seorang pria asal Inggris malah harus mendekam di bui untuk kesalahan yang tak dilakukannya.

Adalah Dillon Osborn dari Newport Pagnell Bucks, Inggris. Pria kurang beruntung ini mulanya bergabung dengan Facebook karena ingin melihat foto pernikahan teman. Bagaimana ceritanya dia malah dipenjara ujung-ujungnya?

Saat sedang asyik-asyiknya mengakses Facebook, kata Dillon, situs itu tiba-tiba saja mengirim pesan friend request atau permohonan untuk menjadi teman di situs jejaring sosial ini pada sang istri, Claire Tarbox.

Padahal Dillon sedang diperintahkan hakim untuk menjauhi Claire dan dilarang menghubunginya. Semua ini karena sebelumnya, Dillon sering memborbardir Claire dengan telepon maupun pesan instan alias SMS yang mengganggu. Padahal, hubungan mereka sedang mengalami kerenggangan.

Seperti dilansir The Register belum lama ini, Osborn berdalih bahwa fitur-fitur di Facebook telah membuatnya bingung sehingga ia tak sengaja mengontak Claire.

"Saya sama sekali tak berkeinginan mengontak istri saya, bahkan saya tak tahu dia juga anggota Facebook. Secara jujur, saya juga mengira pak hakim pun tak tahu bagaimana situs ini bekerja. Para anggota Facebook harus hati-hati karena kejadian seperti ini juga bisa menimpa mereka," katanya.

Meski hukumannya dikurangi, pengadilan tetap memutuskan Dillon harus mendekam di bui karena melanggar aturan hakim dengan mengontak istrinya melalui Facebook ini. Dasar sial.

Gara-Gara Facebook Gantung Diri
Gara-gara Facebook, seorang pelajar SMA gantung diri. Achmad Idris (16), siswa kelas 1 SMA itu ditemukan dalam posisi gantung diri di salah satu kandang kambing milik keluarganya di Desa Sidojangkung, Menganti, Gresik, sekira pukul 04.30 WIB.

Berdasar laporan polisi, Minggu (19/7/2009), korban diduga kecewa berat karena dibelikan telepon genggam (HP) tidak sesuai dengan harapannya. Ceritanya, sebelum ditemukan tewas gantung diri, korban minta dibelikan HP kepada ibunya, Juliyah. Namun, HP merek Nokia seharga Rp800 ribu itu ditolak karena tidak memiliki fitur jejaring sosial facebook. Dia meminta HP itu dikembalikan, namun ibunya menolak. Penolakan ini berbuntut kenekatan korban melakukan bunuh diri.

"Korban bunuh diri dengan menggunakan seutas tali sepanjang tiga meter di atas kandang kambing. Setelah kami turunkan, korban dibawa ke RSUD Ibnu Sina untuk diautopsi," imbuh Kapolsek Menganti AKP Saibani saat dikonfirmasi wartawan.

Sekitar pukul 06.00 WIB, Polsek Menganti kembali menerima laporan bunuh diri. Muali (25), warga Desa Desa Kepatihan, Menganti, ditemukan tak bernyawa di pinggir rel KA di Desa Glintung, Menganti.

Mayat korban dalam kondisi luka parah di bagian kepala, kaki dan punggung. Mayat ditemukan pertama kali oleh Oyek (28), warga setempat. Saat itu, Oyek sedang berangkat menuju sawah yang ada di seberang rel KA. Ketika berjalan menyeberangi rel, dia melihat sesosok mayat yang sebagian tubuhnya tidak utuh lagi.

Temuan itu dilaporkan ke polisi dan langsung dilakukan evakuasi. Berdasarkan pemeriksaan, korban diduga tertabrak KA yang melaju dari arah Timur ke arah Barat. "Berdasarkan informasi, korban mengalami gangguan jiwa. Untuk memastikan penyebab kematiannya, kami bawa mayatnya ke RSUD Ibnu Sina untuk dilakukan otopsi," pungkas Saibani. (Okezone)

Curhat di Facebook, Guru Diskors
Bagi sebagian orang, situs jejaring sosial Facebook memang kerap dijadikan ajang berkeluh kesah. Setidaknya, hal ini terlihat dari status yang ditampilkan penggunanya. Namun, sebuah percakapan di antara guru di Inggris telah menyebabkan seorang guru terancam dipecat. Lho!

Hal itu, seperti dilansir Dailymail, Senin (27/7), terjadi setelah Sonya McNally, 35, sang guru terlibat dalam percakapan di dinding Facebook guru lain Kirsten Allenby-Moore, di. “Ngomong-ngomong, kelas 8G1 sama buruknya dengan 8G2," kata McNally dalam komentar yang ditulisnya pada 20 Maret itu.

Kirsten Allenby-Moore yang mengajar teknologi informasi sepekan sekali di dua kelas tersebut rupanya tidak senang dengan pernyataan McNally. Pernyataan itu dilaporkannya ke bagian sumber daya manusia. “Komentar itu menyinggung secara pribadi karena dua kelasyang disebut itu adalah kelas saya," ujar dia.

Pejabat pendidikan di North East Lincolnshire pada bulan April mulai melakukan penyelidikan. McNally dibebastugaskan dari Humberston Comprehensive School di Grimsby. Tuduhan kepada McNally adalah telah membuat nama sekolah tercemar.

McNally mengaku memang menulis komentar-komentar tersebut. Namun dia juga menyebut bahwa komentar serupa juga dituliskan guru-guru lainnya di Facebook. "Ini sangat menggelikan kalau ternyata hal itu tidak benar," kata seorang rekannya.

Sebelumnya, pada Desember tahun lalu, kepala sekolah di sana mengundurkan diri. Pasalnya, penilik dari pejabat pendidikan mendapati sekolah itu tidak memadai di 13 bidang. (inilah)

Lengan Nyaris Putus Gara-gara Facebook?
ejaring sosial Facebook di internet diduga melahirkan bencana di keluarga Aziz (37), warga Jl Kedurus III Pilang Indah 24, Surabaya. Dia dikeroyok empat pria misterius hingga lengan kirinya nyaris putus.
Peristiwa pada Senin (2/11) sekitar pukul 19.00 itu terjadi saat korban membonceng istrinya, Ny Saidah (34), melintasi Jl Gunungsari Indah Blok DD, depan rumah nomor 12-A.

Korban yang saat itu mengendarai Honda Blade N 2409 FC dicegat empat pria yang mengendarai dua motor. Sempat terjadi perang mulut sebelum seorang di antara mereka mengeluarkan parang lalu menebas lengan kiri korban.

Mendapat serangan maut, korban berbalik arah dengan berlari menyelamatkan nyawanya. Adapun istri korban berteriak-teriak meminta pertolongan warga. ”Suami saya lari sambil memegangi tangannya yang terluka parah,” tutur Ny Saidah saat ditemui di Mapolsekta Karangpilang, Selasa. Perempuan itu tak henti-hentinya meneteskan air mata. Dia terlihat sangat sedih dan menyesal atas kejadian yang dialami belahan hatinya itu.

Melihat peristiwa berdarah, warga yang berdatangan di lokasi kejadian berupaya menghadang para pelaku. Namun, acungan senjata tajam membuat warga mundur. Mereka baru bisa menolong korban setelah para pelaku kabur. Korban dilarikan ke RS Sumber Kasih. Kondisi korban mengenaskan. Tangan kiri nyaris putus. Darah banyak keluar sehingga tidak sadarkan diri.

Dari berbagai keterangan di lapangan, ada dua dugaan motif pembacokan ini. Sejumlah tetangga korban mengatakan, ada kemungkinan kasus ini bermotif utang-piutang. Korban setiap hari sering didatangi debt collector. “Sering ada orang duduk di depan rumah korban. Saat saya tanya, pria itu menyatakan menunggu korban,” ujar Reni, tetangga korban.

Dugaan kedua, motif kasus ini adalah masalah asmara. Hal ini dikuatkan dengan pengakuan istri korban. Ny Saidah mengaku mengenal pria yang mengotaki percobaan pembunuhan suaminya. “Saya tahu orangnya. Saya tahu siapa dia,” demikian ia berteriak histeris saat ditemui di Polsek Karang Pilang.

Menurut Ny Saidah, sudah tiga bulan ini dia menjalin komunikasi dengan Fahmi, mantan pacarnya. Saat ini, Fahmi sedang bekerja sebagai TKI di Malaysia. Lewat Facebook, mereka mulai menjalin komunikasi lagi. “Saya sempat menghapus namanya dari daftar Facebook saya. Sebab, dia pernah mengancam akan membunuh suami saya melalui telepon,” ungkapnya dengan nada serius.

Ny Saidah curiga kalau pelaku adalah orang suruhan Fahmi, pria yang akhir-akhir ini sering chatting dengannya.
Dikonfirmasi, Kapolsek Karang Pilang AKP Ismail mengatakan, belum bisa memastikan apa motif penganiayaan berat ini. “Kami masih mengumpulkan informasi dari saksi-saksi di lokasi kejadian,” ujar Ismail. Rie

Gara-gara main facebook Seorang Gembong Narkoba Tertangkap
LONDON - Setelah sekian lama berhasil menghindar dari kejaran polisi , seorang gembong narkoba Emmanuel Ganpot akhirnya ditemukan kembali. bandar narkoba itu tertangkap di Florida pada 2003 dengan barang bukti sebanyak 3500 butir ekstasi senilai 22 ribu Poundsterling.
Pria berusia 36 tahun itupun dituntut hukuman 15 tahun penjara, namun pengacara Ganpot meminta penangguhan penahanan selama tiga minggu. Waktu tiga minggu itu ternyata digunakan Ganpot untuk melarikan diri ke Inggris.
Di Inggris Ganpot langsung mengubah identitasnya menjadi warga negara Inggris dengan nama Neo Masuro. Demikian dilansir The Sun, senin (20/4/2009).
Selama pelarian di Inggris, Ganpot dapat hidup bebas bahkan ia dapat membaur dengan masyarakat lainnya, termasuk menjadi pelatih sepakola dan drummer sebuah band. Ganpot juga bekerja sebagai seorang karyawan di sebuah bar Inggris, The George Inn.
Popularitas Facebook dan MySpace ternyata juga membuat Ganpot terlena dan mulai mendaftarkan diri ke situs jejaring sosial. Akibatnya, petugas kepolisian Florida yang memburunya pun dapat menemukannya kembali.
Bill Burgess seorang pejabat Florida mengungkapkan, pada awalnya memang sulit mencari jejak Ganpot. Tapi petugas dapat mengetahui jika Neo Masuro adalah Ganpot yang selama ini dicari lewat daftar teman-teman Ganpot di Facebook. Selain itu, polisi juga menemukan kecocokan pada foto yang dipajang Ganpot di situs berjumlah 200 juta pengguna itu.
Tanpa piker panjang, Ganpot pun berhasil diringkus dan dipulangkan kembali ke AS. Saat ini Ganpot menghadapi tuntutan 105 tahun penjara, akibat mengelak dari kejaran hukum


Tidak ada komentar:

Posting Komentar