Krisis energi
yang melanda dunia pada tahun 1970 menyebabkan per-masalahan ekonomi untuk
beberapa negara, khususnya negara berkembang yang masih bergantung pada impor
bahan bakar minyak dan gas. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh
pertumbuhan populasi penduduk dan pesatnya perkembangan teknologi industri,
maka kebutuhan akan energi terbarukan menjadi pertimbangan yang sangat penting.
Usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM)
pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun
2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi
alternatif pengganti bahan bakar minyak. Salah satu sumber energi alternatif
yang dikembangkan adalah biogas. Apabila biogas dikembangkan dengan baik dan benar,
maka akan memberi solusi bagi dua masalah sekaligus, yakni menghasilkan sumber
energi yang terbarukan dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
Biogas (atau sering disebut “marsh gas”) merupakan salah satu
produk yang dihasilkan dari fermentasi anaerobik dari bahan organik. Biogas
banyak dikenal sebagai sumber energi alternatif. Bahan-bahan yang digunakan
untuk memproduksi biogas biasanya dikelompokan sebagai material limbah seperti
kotoran manusia, kotoran hewan, limbah sayuran atau tumbuhan dan limbah lumpur
organik, bahan-bahan tersbut merupakan bahan yang kaya akan nutrien yang
dibutuhkan oleh mikroba anaerob untuk
pertumbuhanya. Keberadaaan bahan-bahan organik tersebut mudah didapat dan
terjamin kontinuitasnya, selain itu yang terpenting bahan-bahan organik
tersebut ramah lingkungan. Faktor utama keberadaan bahan-bahan organik
dipertimbangkan sebagai energi masa depan dalam rangka mewujudkan teknologi
hijau (green technology). Biogas termasuk teknologi energi yang
multifungsi karena residu proses biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
berkualitas tinggi. Pemanfaatan metana dalam biogas juga merupakan tindakan
ramah lingkungan. Metana hasil penguraian limbah secara natural yang tidak
dimanfaatkan akan terlepas dan mencemari atmosfer sebagai salah satu gas rumah
kaca.
Potensi biogas sangat
besar sebagai sumber energi terbarukan karena kandungan metana (CH4)
yang tinggi dan nilai kalornya yang cukup tinggi yaitu berkisar antara
4.500–6.300 kkal/m3 (Hesse, 1982). Metana (CH4) yang
hanya memiliki satu karbon dalam setiap rantainya, dapat membuat pembakarannya
lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar berantai karbon panjang. Kemurnian
biogas yang dihasilkan dari biodigester belum optimal, kandungan metana (CH4) sekitar 50-60% serta gas karbon dioksida (CO2) sekitar 40-60% (Muryanto
et al., 2006).
Gambar-gambar pemanfaatan biogas
Gambar digester anaerobic digeseter biogas |
Kotoran ternak sebagai bahan pembuatan biogas |
Bak pencampur feses dengan kotoran |
Pemanfaatan biogas sebagai pengganti LPG untuk memasak |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar