Menurut Kent dan Carr (2000) morfo berarti bentuk dan struktur, sedangkan morfologi adalah ilmu mengenal mengenai bentuk dan anatomi tubuh. Campbel dan Lack (1985) menyatakan bahwa morfo menunjukan perbedaan bentuk spesies dalam suatu populasi khusus pada polimorfisme. Lebih lanjut dijelaskan bahwa morfologi merupakan ilmu mengenai bentuk yang biasa digunakan untuk mempelajari karakteristik eksternal seperti anatomi. Pengukuran morfologi tubuh dapat dilakukan dengan mengukur ukuran-ukuran tulang tubuh. Istilah tulang digunakan pada suatu kerangka yang menopang tubuh dan tempat perlekatan otot (North dan Bell, 1990). Menuru Hafez dan Dyer (1969) ukuran tulang merupakan sifat yang diturunkan. Bentuk tulang dan perlekatan antara struktur internal tulang disesuaikan dengan fungsinya (Campbell dan Lack, 1985). Pertumbuhan tulang yang sebenarnya terjadi melalui dua proses yaitu endochondral dan intramembranous ossification, kemudian diikuti dengan perubahan struktur tulang dan perkembangan kerangka (Lawrance dan Fowler, 2002). Menurut Cochran (2004) skeleton terdiri atas dua bagian yaitu axial dan appendicular. Dijelaskan lebih lanjut axial tersusun atas tulang yang mengelilingi pusat gravitasi tubuh yaitu skull, vertebre hyoid apparatus, ribs, dan sternum, sedangkan appendicular tersusun atas tulang belakang. (Lawrence dan Fowler (2000) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang terdiri atas dua faktor yaitu faktor endogenus yang dipengaruhi oleh hormon dan eksogenus yang dipengaruhi oleh pakan. Menurut Rose (1997) pertumbuhan tulang lebih banyak diatur oleh faktor genetik, disamping sirkulasi hormon, vitamin A dan D.
Sifat-sifat kuantitatif dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan serta interaksi antara genetic dan lingkungan. Menurut Gardner et al. (1991) genetika kuantitatif ditentukan berdasarkan pada pengukuran tinggi, berat atau panjang individu dalam suatu populasi dengan menggunakan satuan yang sesuai. Dijelaskan lebih lanjut sifat kuantitatif tersebut dipengaruhi oleh banyak gen. Menururt Hutt (1949) beberapa sifat kuantitatif yang terpenting adalah bobot badan, panjang tulang femur, tulang tarsometatarsus, lingkar tarsometatarsus, panjang jari ketiga dan panjang sayap. Nishida et al. (1980) menyatakan ukuran tulang paha, betis dan shank serta perbandingan antara panjang shank dan lingkar shank menunjukan nilai-nilai yang efektif untuk menduga konformasi tubuh. Hasil penelitian Nishida et al. (1982) pada ayam menyatakan bahwa bentuk tubuh ayam dipengaruhi oleh tinggi jengger, panjang sayap, panjang femur dan panjang tibia. Panjang sayap memberikan pengaruh yang besar terhadap bentuk tubuh dengan vector Eigen tertinggi yaitu sebesar 0,577. Penciri ukuran tubuh ayam dicirikan oleh oleh panjang sayap, panjang femur, panjang tibia, panjang tarsometatarsus dan tinggi jengger. Panjang tibia memberikan pengaruh yang bear terhadap tubuh dengan vector Eigen sebesar 0,544.
Anatomi Ternak Perah
Sapi perah yang baik adalah sapi yang memiliki tubuh yang tidak terlalu gemuk, dengan tonjolan-tonjolan tulangnya nampak tapi dalam keadaan sehat (meskipun nampak kurus namun aktif, nafsu makannya baik, kulitnya halus, bulunya mengkilat dan matanya besar serta bersinar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar